Dilansir dari CNN.com Seorang duta besar Amerika
untuk Korea selatan menjadi sorotan hanya karena memotong kumisnya. Ia berkata”Itu
sungguh tidak nyaman ketika harus memakai masker saat pandemic virus corona ini”.
Picture by Pixaby |
Harry Harris meminta tukang cukur di Korea selatan
untuk memotong kumisnya karena ia merasa tidak nyaman saat musim panas ini dan
ia juga mendokumentasikan hal tersebut lalu mengunggahnya di Twitter.
“Dengan saran dari senior @sykimsy, @USAmbROK Harris
mengunjungi klasik barbershop lokal agar dia lebih ‘cooler’ di bulan yang panas
ini”, tulis akun resmi kedutaan.
Setelah itu ia juga menulis pesan di Twitter
pribadinya. “ senang aku melakukannya, hal itu seperti harus memilih ‘antara
kehilangan kumis atau masker’. Musim panas di seoul sangat panas dan juga
lembab” tulisnya.
Memakai masker menjadi sangat penting di Korea
sebagai respon atas penyebaran Covid-19
Sejauh ini Korea selatan mencatat lebih dari 14,000 kasus dan 299 kematian,
berdasarkan temuan John Hopkins University.
Harris Harry sendiri menjadi duta besar Amerika
untuk Korea selatan sejak Juli 2018 dan rambut di wajahnya itu menarik kritik
dari sebagian masyarakat kecil.
Harris juga pernah berkata kepada reporter bahwa
kumisnya menjadi perhatian bagi segelintir media. Kritik yang muncul terhada
kumisnya karena hal tersebut membangkitkan kenangan lama, yaitu seseorang yang
memimpin semenanjung korea dengan tangan besinya pada masa kedudukan Jepang tahun
1910-1945.
Menteri yand di eksekusi dalam pengadilan setelah
perang memiliki kumis.
Di bawah kepemimpinan Jepang banyak warga Korea
menderita. Hal tersebut masih tertanam di benak orang tua dan mengingatkan hal
mengharuka antaras Selatan dan Utara. Di beberapa tahun terakhir isu perbaikan
hubungan antara Jepang dan Korea menjadi bahasan utama dua Negara.
Baca juga: 7tips meningkatkan kualitas gambar kamera smartphone kamu.
Isu lainnya yang terkait adalah xenophobia terhadap
warga keturunan.
Harris lahir di Jepang dan dari seorang ibu Jepang dengan
ayah seorang warga Amerika yang bekerja di kantor Navy. Hal tersebut juga sudah
di bahas oleh beberapa media online, perlakuan seperti itu akan dianggap rasis
di Amerika.
“aku mengerti sejarah kelam kedua Negara, tetapi
saya bukan duta beasr Jepang Amerika untuk Korea. Saya adalah duta besar
Amerika untuk Korea” katana dalam wawancara dengan Korean Times. “Mengaitkan masalah
sejarah dengan kelahiran saya, hanyalah sebuah kesalahan”