Rangkuman artikel dari CNN oleh Joshua Berlinger 23 Juli
2020
Sejak 4 tahun lalu Negara Jepang mengalami fenomena
yang mencengangkan; banyak kapal nelayan Korean Utara terdampar di tepi pantai
Jepang dengan mayat di dalamnya, lebih dari 1,000 kilometer dari negara mereka.
Di tahun 2017 sendiri lebih dari 100 kapal nelayan korea Utara terdampar dengan total 35 mayat di dalamnya. Selama bertahun-tahun hal tersebut menjadi misteri yang sulit dipecahkan, hingga baru-baru ini ada riset yang dikemukakan oleh organisasi nonprofit internasional “Global Fishing Watch” yaitu menyalahkan keberadaan armada kapal gelap pencari ikan China.
Picture by Pixabay |
Baca juga: Sang Nyoya tua yang belum bisa berpesta "Udinese 2 vs 1 Juventus"
Laporannya mengacu pada analisis teknologi satellite,
yang menunjukan lalu lintas di laut. Di tahun 2017 hingga 2018 menunjukan
ratusan kapal china berlayar menuju perairan Korea Utara untuk menangkap ikan, mengusir
kapal milik Korea Utara sendiri yang memiliki keterbatasan peralatan untuk
melaut lebih jauh, keluar dari
perairannya menuju Rusia atau Jepang.
Organisasi nonprofit mengatakan bahwa kapal-kapal China
bisa menangkap lebih dari 160,000
ton cumi terbang, yaitu salah satu produk
laut yang paling dicari, di tahun 2017 dan 2018 melebihi gabungan Korea selatan
dan Jepang di waktu yang sama. Estimasi tangkapan tersebut bernilai lebih dari $440 million dolar AS.
Sementara itu
kementrian kelautan Negara sebrang Korea selatan masih mereview hasil temuan
tersebut. sementara itu Masanori Miyahara selaku president of the Japan
Fisheries Research and Education Agency, mengatakan di “the Global
Fishing Watch study” bahwa
kekurangan data yang dibagikan adalah “hambatan utama dalam menentukan wilayah
cumi”
Masanori Miyahara juga memberikan statement bahwa “illegal fishing adalah masalah serius di Jepang”
Dilansir dari CNN dengan judul artikel: North Korea 'ghost ships' washed up in Japan because of China's 'dark' fishing fleet, NGO says
Tidak ada komentar:
Posting Komentar